Elegi Angin Malam
(Catatan Seorang Penulis Tanpa Nama)
Selasa, 09 Agustus 2022
Percakapan Kolosal
Sabtu, 25 Maret 2017
Malam 2
Saat malam menjelma
Sunyi menyeruak hembuskan kesendirian
Dalam iringan senandung sang malam
Rinai hujan menambah derita sang kelana
Nikmati dan resapi semua sensasi
Hingga dingin merasuk kerongga hati
Malam kian tinggi
Melambungkan niat tulus ubi
Membawa sebuah asa
Yang pudar dalam putaran sang waktu
Sang rembulan menuju peraduan
Makin membuat larut dalam kesunyian
Tinggalkan sebuah kenangan
Yang hancur sejurus kemudian
Sang penguasa malam lengser diri dari tahtanya
Mengajak 'tuk berfikir dalam lamunan
Rasa ini hendak dibawa kemana?
Senin, 29 Agustus 2016
Kala
Dalam denting kala senja yang mengiringi datangnya malam
Takala malam kian dalam membawa rasa sendu dalam peraduan
Terlelap pada bisik lembut angin rindu
Renung dalam damainya sunyi
Terhanyut lepas karena sepi
Dan kini aku, sang kelana dalam hanyut kalam rindu
Terbuai rasa senandung kasih
Rindu jadi batasnya, maka manis tak jadi cuka
Sabtu, 23 Juli 2016
hanya kalimat yang tak bermakna
Senin, 04 Juli 2016
malam 1
Sabtu, 28 Mei 2016
Masa?
memunculkan ambiguitas paradigma masa yang ada.
lalu benarkah kita bersama??
apa mungkin kita dalam ruang yang sama tapi dalam lingkup waktu yang berbeda??
benarkah masa berjalan konstan?
benarkah kecepatan masa itu relatif pada apa yang dikehendaki-Nya?
entahlah~~~
tapi yang ku tahu bahwa masa itu tetap bergerak maju tanpa pernah sekalipun bergerak mundur.